JAKARTA (voa-islam.com)- Hiruknya soal gaji BPIP yang dianggap terlalu besar dan tidak sesuai dengan kondisi keuangan Indonesia sepertinya membuat heran kiai Cholil Nafis karena ada yang memberikan klarifikasi ataupun alasan dasar atas hal demikian. Seperti Mahfud MD, yang kabarnya akan menerima gaji ratusan juta tersebut dipertanyakan oleh kiai Cholil penjelasannya (klarifikasi) ke publik.
“Tak paham saya, mengapa yang digaji di BPIP yang memberi penjelasan. Ini kok Kak @mohmahfudmd yang menjelaskan, bukankah yang lebih tepat kalau @sri Mulyani yang menjelaskan gaji itu. Lebih proporsional, ya,” katanya, Kamis (31/5/2018) malam, di akun Twitter pribadi miliknya.
Sementara itu, pengamat politik dari universitas Paramadina, Hendri Satrio juga nampak heran atas polemik yang terjadi. Pasalnya, menurut dia seperti ada muncul kesan bahwa pemberi gaji jauh dari citra negatif.
“Tentang polemik gaji BPIP yang dianggap selangit, nah yang kena imbas citra negatif justru penerima gaji, bukan si pemberi gaji. Padahal pemberi gajilah yang menentukan besar kecilnya gaji.
Nah, siapa si pemberi gaji? Mengapa ia memberi gaji yang akhirnya menimbulkan polemik?” tulis Hendri, belum lama ini, di akun Twitter pribadi miliknya.
Atas dampak polemik yang terjadi di atas, makan korban pun terjadi ke kantor berita. Musababnya karena diduga kantor berita tersebut menaikkan isi berita yang dianggap tidak sesuai dengan keadaan.
Kemudian sempat digeruduk oleh massa yang diduga dari pendukung Megawati. “PDIP dipimpin oleh Ibu Megawati Soekarno Putri yang juga saat ini Ketua Dewan Pengarah BPIP. Sayang sekali, kader ibu main geruduk kantor Media yang menulis berita tentang gaji BPIP.
Perbuatan itu sungguh tak Pancasilais. Bu Mega, tugas ibu memang berat karena harus mem-Pancasila-kan kader,” demikian kata Ferdinand Hutahean, politisi Demokrat, baru-baru ini, di akun Twitter pribadi miliknya. (Robi/voa-islam.com)