JAKARTA (voa-islam.com)- Tak lama Prabowo bertemu dengan Jokowi, akun Gerindra menjelaskan sedikit pertemuan itu terjadi. Salah satunya karena ada keadaan yang memaksa (untuk bertemu).
Cuitan dari akun Twitter Gerindra pun disambar beberapa akun, sebut saja pendukung Prabowo. Mereka tampaknya kecewa, dan menilai Prabowo telah berkhianat kepada rakyat.
"Apa pun ceritanya #Prabowo dan #Gerindra sudah menyakiti dan merobek-robek hati rakyat pendukungmu,” demikian kata akun @cakrautara.
Kemudian dibalas oleh admin Gerindra dengan menuliskan, “Kalau semua jalan diambil tanpa peduli kondisi, pasti bangsa ini sudah terbelah dua, tidak mau lihat situasi, sudah banyak korban jatuh. Kapan harus marah, kapan harus mengalah, kapan harus membela, kapan harus mereda. Kapan harus bersuara, kapan harus mendengar saja.”
Netizen lainnya ikut mengomentari cuitan Gerindra, “Keadaan memaksa itu maksudnya apa ya min, apa p prbwo sedang tersandera kasus hukum yg berat, shngga bisa bener2 mengabaikan suara pendukungnya?
Takusangka!!” demikian tulis akun @andrebirumuda. Cuitan ini yang direspon oleh netizen: “Namun keadaan memaksa kita untuk melakukan itu, kami berharap kepercayaan daripada semua elemen yang memiliki cita-cita yang sama. Pak @prabowo dan Partai @Gerindra akan setia berjuang membela kepentingan rakyat Indonesia.”
Kemudian direspon kembali oleh admin Gerindra, “Bung harus berapa korban lagi yang jatuh di rezim ini? Pak @prabowo sangat tidak bisa melihat itu. Jangan sampai rakyat yang menjadi korban. Jika dimata sahabat apa yang Pak @prabowo lakukan hari ini salah, jangan pernah menilai beliau berhenti memperjuangkan hak rakyat Indonesia.”
Lantas, jawaban dari admin Gerindra tersebut menarik perhatian pengamat politik, Said Didu. Kata dia,
Ini pernyataan sangat serius. Ahli hukum perlu membahas pernyataan ini. Apakah hukum memang bisa dinegosiasikan? Kalau bisa artinya ada pengakuan bahwa hukum digunakan oleh kekuasaan untuk mempertahankan kekuasaan. Kalau ini terjadi berarti demokrasi memang sudah mati.”
Di lain cuitannya, Said berkata bahwa, “Untuk menghindari kekecewaan, saya selalu menyisakan ruang ketidakpercayaan kepada politisi.” Berikut cuitan admin Gerindra yang dikomentari oleh Said:
“Selamat siang Bung Andi. Pak @prabowo diundang untuk mencoba MRT oleh jokowi. Sebagai warga negara yang baik Pak @prabowo ketika mendapat undangan dari kepala negara sebisa mungkin tentu akan hadir, apalagi jika menyangkut kepentingan rakyat, bangsa, dan negara.”
Cuitan Gerindra itu berawal dari respon salah satu netizen atas video viral Prabowo terkait pertemuannya (nanti) dengan Jokowi. Prabowo mengatakan itu di depan para pendukungnya.
@AndiWinarno18, “Selamat tinggal pak @prabowo, selamat tinggal @Gerindra... waktunya move on...”
Admin Gerindra kembali merespon akun tersebut, “Satu hal yang kami ingin tekankan, bahwa tidak ada pembicaraan mengenai deal-deal politik apapun. Karena bagaimana pun Pak @prabowo menolak segala bentuk kecurangan.”
(Robi/voa-islam.com)